Bubur Nasi yaitu makanan lembek dan berair yang terbuat dari beras yang direbus yang dimasak dengan banyak air sehingga memiliki tekstur yang lembut, berair dan mudah dicerna walaupun oleh Balita.
Biasanya kalau seseorang mengalami sakit apalagi sampai harus diopname di rumah sakit, akan diberikan menu makanan berupa bubur atau bubur saring, lauk pauk, buah-buahan serba disaring dan rebus telur. Sehingga tanpa anjuran medis pun, (sudah menjadi kebiasaan) di masyarakat, setiap orang sakit akan diberi makanan bubur nasi sebagai pengganti makan nasi.
Benarkah pola yang diterapkan ini? Mendukungkah pada proses pemulihan/ penyembuhan penyakit yang diderita?
Mari kita kaji melalui logika.
Harus diingat, kekuatan dan kebiasaan pencernaan orang dewasa berbeda dengan bayi, dimana orang dewasa sudah terbiasa dengan makanan yang lebih keras. Bubur relatif cocok untuk manusia dibawah umur atau batita, kenapa?
Karena sifat bubur yang lembek dan halus sangat mudah dicerna, hanya memerlukan kurang lebih 1 - 2 jam sedangkan nasi biasa memerlukan penghancuran antara 3 hingga 5 jam.
Asumsinya, jika orang dewasa makan nasi putih 3 kali ditambah 2 kali makanan ringan (snack) selama 24 jam. Maka kalau kita menggantinya dengan bubur, harus sekitar 7 kali ditambah cemilan (snack) 5 kali dalam 24 jam. Tujuannnya, untuk mengimbangi asupan energi dan kemampuan kecepatan pencernaan dalam mencerna semua jenis makanan agar lambung tidak berlama-lama kosong yang dapat memicu over asam lambung.
Apalagi jika seseorang dalam keadaan sakit, dimana tubuh kita membutuhkan asupan gizi yang berlipat, untuk mempercepat proses penyembuhan atau mengganti sel-sel yang rusak secara drastis. Maka mengkonsumsi bubur nasi putih sangatlah bertentangan dengan proses percepatan perbaikan kerusakan sel tubuh kita.
Dampak negatif pemberian bubur nasi kepada orang sakit adalah,
- Berlama-lama penderita dalam keadaan lemes. lunglai dan sulit unruk memperoleh rasa bugar
- Proses pemulihan kesembuhan lambat.
- Timbulnya rasa mual, rasa perih, tidak nafsu makan bahkan lambung seringkali menolak makanan yang masuk.
- Berat badan merosot drastis, karena badan akan mendapati gizi yang tidak cukup, sehingga mengambil dari cadangan yang terdapat pada tubuh.
Pola makan ini berlaku untuk semua jenis penyakit yang diderita kecuali pada penderita radang lambung yang akut dimana pencernaan tidak mampu mencerna makanan yang keras dan kenyal.
Kita bandingkan asupan gizi bubur nasi dengan nasi sangatlah jauh, di bawah ini:
1 porsi (105 g) Nasi Putih
Informasi Gizi | per 1 porsi (105 g) |
---|---|
Energi | 565 kj 135 kkal |
lemak | 0,29 g |
lemak tak jenuh | 0,08 g |
lemak tak Jenuh Ganda | 0,079 g |
lemak tak Jenuh Tunggal | 0,092 g |
kolesterol | 0 mg |
Protein | 2,79 g |
Karbohidrat | 29,3 g |
serat | 0,4 g |
gula | 0,05 g |
sodium | 383 mg |
kalium | 37 mg |
Kalori | 135 |
Lemak | 0,29g |
Karbohidrat | 29,3g |
Protein | 2,79g |
Terdapat 135 kalori dalam Nasi Putih (1 porsi)
Rincian Kalori: 2% lemak, 89% karb, 9% prot.
sumber: fatsecret.co.id
1 porsi (100 g) Bubur Nasi Putih
Informasi Gizi | per 1 (100 g) |
---|---|
Energi | 301 kj 72 kkal |
Lemak | 0,1 g |
Lemak Jenuh | 0,1 g |
Kolesterol | 0 mg |
Protein | 1,3 g |
Karbohidrat | 16 g |
Serat | 0,2 g |
Sodium | 0 mg |
Kalori | 72 |
Lemak | 0,1g |
Karbohidrat | 16g |
Protein | 1,3g |
Terdapat 72kalori dalam 1 porsi Bubur Nasi.
Rincian Kalori: 1% lemak, 91% karb, 8% prot.
sumber: fatsecret.co.id
Pola menu makan bubur nasi diberikan pada orang sakit sudah terjadi berpuluh-puluh tahun, sehingga menjadikan kebiasaan tidak baik di masyarakat. Mari kita coba cara baru. Semoga setiap penyakit dapat kita atasi dengan cepat.
Ingat tips ini,
"Sebaik-baiknya obat adalah makan/minum yang baik"
"Jangan mem-pokok-kan makanan yang bukan makanan pokok"
Untuk informasi lebih lengkap: