Kalau waktu lalu saya posting " Benarkah Anda Mengalami Gagal Ginjal?"
dimana kita banyak membahas kebenaran dari sebuah vonis medis tentang kegagalan ginjal atau fungsi ginjal yang gagal. Dimana ginjal tidak bertugas sebagaimana seharusnya berjalan secara otomatis sinkronis dengan organ-organ tubuh yang lain seperti - otak sebagai pengendali (pemberi order), jantung, paru-paru, liver, lambung, limpa dan sederet organ penting dalam menjadi sebuah tim yang hebat dalam tubuh.
Ginjal mengalami masalah dalam memproduksi hormon eritropoetin, sumsum tulang menjadi tidak efisien memproduksi sel darah merah. ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolic tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolic, cairan, elektrolit, serta asam basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal.
Bila ginjal tidak berfungsi normal, maka orang itu perlu diberi Terapi Pengganti Ginjal (TPG). TPG ini dapat dilakukan baik untuk sementara waktu maupun terus-menerus. TPG terdiri atas tiga, yaitu: Hemodialisis (Cuci Darah), Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga Perut) dan Cangkok Ginjal (transplantasi). Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan membersihkan darah dengan menggunakan Ginjal Buatan. Sedangkan Peritoneal dialisis menggunakan Selaput rongga perut (peritoneum) sebagai saringan antara darah dan cairan Dianial.
Yang akan kita bahas pada posting ini adalah apabila seseorang harus melakukan hemodialisis (Cuci darah), karena terapi atau cara cuci rongga perut dan transplantasi selain sulit, jarang dilakukan, beresiko tinggi dan juga teramat mahal.
Haruskah seseorang yang divonis Gagal Ginjal melakukan hemodialisis - cuci darah?
Eittt ... tunggu dulu jangan terlalu tergesa-gesa dan tersugesti penyataan diatas tadi bahwa sang penderita harus selalu hemodialisis. Mengapa?
Sebagai penderita atau keluarga yang ikut bertanggungjawab sebaiknya berlaku tenang, arif dan tidak tergesa-gesa karena kita harus melihat, mengamati dan menganalisis si penderita tersebut.
Yang harus diamati adalah:
selain ciri-ciri umum secara medis tanda-tanda seseorang menderita gagal gijal, yatu: bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.
Ada pula yang harus diperhatikan, (ini saya temukan melalui pengalaman bertahun-tahun berurusan dengan masalah gagal ginjal yang mungkin tidak akan anda temuan malalui referensi resmi ataupun via googling)
Jika dari no 1 - 4 itu menujukan sesuai keseharusannya, maka saya bisa yakini 70% si penderita tidak perlu melakukan cuci darah.
Ginjal yang benar-benar sudah mengalami kegagalan dalam fungsinya secara permanen, tidak ada cara lain yaitu dengan hemodialisis (cuci darah) hanya untuk sekedar bertahan hidup - bukan pengobatan, atau dengan cara cuci rongga perut dan transplantasi ginjal.
Dari 100 orang penderita yang divonis gagal ginja, saya bisa pastikan, hanya sekitar 5 - 20% yang benar-benar gagal ginjal yang harus Cuci darah, Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga Perut) dan Cangkok Ginjal (transplantasi). Sedangkan sisanya atau sebagian besar pederita vonis gagal ginjal hanya mengalami gagal fungsi secara temporer dan bisa tersembuhkan 100% tidak perlu cuci darah apalagi cuci rongga perus dan tranplantasi. Subhanallah.
Terus gimana selanjutnya ????
Duh sebenarnya, banyak sekali ingin saya utarakan mengenai hal ini, namun ternyata sulit mengejawantahkan dalam bentuk tulisan secara jelas, gamlang dan mudah dimengerti. Lebih enaknya melalui percakapan akan lebih memudahkan untu bertanya, berdiskusi, menyanggah atau mengerti tanpa harus berlama-lama salah mengerti.
uppps .... waktu sahur ternyata telah tiba. ijinkan saya mengambil panganan sahur dulu, dan saya posting dulu meski belum diedit secara seksama karena mungkin masih ada tata kata dan bahasa yang masih seliweran. Nanti saja melalui update atau perbaikan. Biar anda banyak bertanya-tanya dan biar saya kerepotan menjawab pertanyaan tentang celoteh yang keluar dari jalur umum ini.
dimana kita banyak membahas kebenaran dari sebuah vonis medis tentang kegagalan ginjal atau fungsi ginjal yang gagal. Dimana ginjal tidak bertugas sebagaimana seharusnya berjalan secara otomatis sinkronis dengan organ-organ tubuh yang lain seperti - otak sebagai pengendali (pemberi order), jantung, paru-paru, liver, lambung, limpa dan sederet organ penting dalam menjadi sebuah tim yang hebat dalam tubuh.
Ginjal mengalami masalah dalam memproduksi hormon eritropoetin, sumsum tulang menjadi tidak efisien memproduksi sel darah merah. ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolic tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolic, cairan, elektrolit, serta asam basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal.
Bila ginjal tidak berfungsi normal, maka orang itu perlu diberi Terapi Pengganti Ginjal (TPG). TPG ini dapat dilakukan baik untuk sementara waktu maupun terus-menerus. TPG terdiri atas tiga, yaitu: Hemodialisis (Cuci Darah), Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga Perut) dan Cangkok Ginjal (transplantasi). Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan membersihkan darah dengan menggunakan Ginjal Buatan. Sedangkan Peritoneal dialisis menggunakan Selaput rongga perut (peritoneum) sebagai saringan antara darah dan cairan Dianial.
Yang akan kita bahas pada posting ini adalah apabila seseorang harus melakukan hemodialisis (Cuci darah), karena terapi atau cara cuci rongga perut dan transplantasi selain sulit, jarang dilakukan, beresiko tinggi dan juga teramat mahal.
Haruskah seseorang yang divonis Gagal Ginjal melakukan hemodialisis - cuci darah?
Eittt ... tunggu dulu jangan terlalu tergesa-gesa dan tersugesti penyataan diatas tadi bahwa sang penderita harus selalu hemodialisis. Mengapa?
Sebagai penderita atau keluarga yang ikut bertanggungjawab sebaiknya berlaku tenang, arif dan tidak tergesa-gesa karena kita harus melihat, mengamati dan menganalisis si penderita tersebut.
Yang harus diamati adalah:
selain ciri-ciri umum secara medis tanda-tanda seseorang menderita gagal gijal, yatu: bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.
Ada pula yang harus diperhatikan, (ini saya temukan melalui pengalaman bertahun-tahun berurusan dengan masalah gagal ginjal yang mungkin tidak akan anda temuan malalui referensi resmi ataupun via googling)
- Apakah si penderita masih bisa berkeringat pada bagian pinggang dan perut? Atau bisa diupayakan dengan minum air aga panas yang cukup lalu menggunakan selimut /pakaian tebal untuk merangsang sekresi keringat muncul. Atau kalau masih bisa berjalan kaki baik, bisa dilakukan dengan olah raga ringan, minum dan berpakaian tebal, untuk melihat munculnya keringan di sekitar pinggang dan perut.
Nah, kalau masih berkeringat apalagi kalau bisa sampai basah kuyup, anda atau sipenderita boleh bernapas lega.
- Cara kedua, dengan menelentangkan si penderita dengan baju terbuka, lalu raba sedikit tekan pada kedua buah pinggang agak bawah dimana terletak ginjal - sedikit bergeser ke perut. Coba rasakan dengan sedikit konsentrasi - apakah terjadi pembengkakan atau pengerasan kedua buah ginjal atau salah satunya?
Nah, kalau ternyata tidak terjadi keanehan pada kedua ginjal tersebut, anda bisa bernapas lega lagi untuk yang kedua kalinya.
- Juga lakukan cara kedua tadi dengan menekan sedikit tenaga lalu perhatikan apakah se penderita mengalami kesakitan - sedikit nyengir?
Kalau tidak. tambahan napas lega berikutnya.
- Juga silahkan ketuk-ketuk dengan sentilan telunjuk dan jari tengah pada bagian perut terletak sebelah tengah ke kiri di bawah tulang iga diatas pusar sebelah kiri (mengerti maksud nya???) ini harus dipahami karena penting untuk mengalisa peran ginjal kemudian.
Setelah diketuk-ketuk (disentil) pelan, saya yakin akan berbunyi .. tung..tung atau bluppp atau seperti buah nangka matang ataupun seperti bunyi mirip gendang. Lho apa maksudnya???
Ini menandakan bahwa terjadinya peningkatan asam lambung yang tinggi sehingga terjadi penekanan dan mengganggu ginjal dalam beraktifitas.
Jika dari no 1 - 4 itu menujukan sesuai keseharusannya, maka saya bisa yakini 70% si penderita tidak perlu melakukan cuci darah.
Ginjal yang benar-benar sudah mengalami kegagalan dalam fungsinya secara permanen, tidak ada cara lain yaitu dengan hemodialisis (cuci darah) hanya untuk sekedar bertahan hidup - bukan pengobatan, atau dengan cara cuci rongga perut dan transplantasi ginjal.
Dari 100 orang penderita yang divonis gagal ginja, saya bisa pastikan, hanya sekitar 5 - 20% yang benar-benar gagal ginjal yang harus Cuci darah, Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga Perut) dan Cangkok Ginjal (transplantasi). Sedangkan sisanya atau sebagian besar pederita vonis gagal ginjal hanya mengalami gagal fungsi secara temporer dan bisa tersembuhkan 100% tidak perlu cuci darah apalagi cuci rongga perus dan tranplantasi. Subhanallah.
Terus gimana selanjutnya ????
Duh sebenarnya, banyak sekali ingin saya utarakan mengenai hal ini, namun ternyata sulit mengejawantahkan dalam bentuk tulisan secara jelas, gamlang dan mudah dimengerti. Lebih enaknya melalui percakapan akan lebih memudahkan untu bertanya, berdiskusi, menyanggah atau mengerti tanpa harus berlama-lama salah mengerti.
uppps .... waktu sahur ternyata telah tiba. ijinkan saya mengambil panganan sahur dulu, dan saya posting dulu meski belum diedit secara seksama karena mungkin masih ada tata kata dan bahasa yang masih seliweran. Nanti saja melalui update atau perbaikan. Biar anda banyak bertanya-tanya dan biar saya kerepotan menjawab pertanyaan tentang celoteh yang keluar dari jalur umum ini.
Untuk informasi lebih lengkap: